Solusi baru Manchester City muncul untuk mengatasi masalah yang tidak hilang
Manchester City menatap ke bawah selisih 12 poin di puncak Liga Premier.
Setelah melihat Liverpool memastikan kemenangan lagi di akhir pertandingan, di Crystal Palace, pada tendangan awal, the Blues kemudian menunjukkan semua kelemahan pertahanan mereka yang sedang berkembang untuk tertinggal dari gol N 'Golo Kante.
Tetapi mereka juga menunjukkan bahwa kekuatan kemauan semata, dalam bentuk Kevin De Bruyne yang ngotot, dan sentuhan jenius total, dari Riyad Mahrez yang luar biasa baik, dapat membuat mereka tetap dalam perburuan.
Mereka tidak benar-benar berpegang teguh pada mantel Liverpool saat ini, tetapi setidaknya mereka mencegah pasukan Jurgen Klopp menghilang di cakrawala dalam awan debu.
Pep Guardiola mengatakan bahwa pikirannya dalam damai selama jeda internasional yang tak berkesudahan, karena ia puas dengan kinerja timnya - dan cara dia mempersiapkan mereka - dalam kekalahan di Anfield.
Dia, katanya, lebih terganggu oleh dua minggu bebas pertandingan yang mengikuti kekalahan oleh Wolves, ketika dia sama sekali tidak bahagia.
Tapi dia membutuhkan respon besar dari timnya ketika mereka berusaha untuk merombak tim Frank Lampard, yang - bersama dengan Leicester - telah memasukkan dirinya di depan the Blues setelah kekalahan Anfield mereka.
Ini disebut sebagai bentrokan dua tim yang berpikiran sama, keduanya berbasis kepemilikan, keduanya lebih senang maju daripada duduk.
Manchester City menatap ke bawah selisih 12 poin di puncak Liga Premier.
Setelah melihat Liverpool memastikan kemenangan lagi di akhir pertandingan, di Crystal Palace, pada tendangan awal, the Blues kemudian menunjukkan semua kelemahan pertahanan mereka yang sedang berkembang untuk tertinggal dari gol N 'Golo Kante.
Tetapi mereka juga menunjukkan bahwa kekuatan kemauan semata, dalam bentuk Kevin De Bruyne yang ngotot, dan sentuhan jenius total, dari Riyad Mahrez yang luar biasa baik, dapat membuat mereka tetap dalam perburuan.
Mereka tidak benar-benar berpegang teguh pada mantel Liverpool saat ini, tetapi setidaknya mereka mencegah pasukan Jurgen Klopp menghilang di cakrawala dalam awan debu.
Pep Guardiola mengatakan bahwa pikirannya dalam damai selama jeda internasional yang tak berkesudahan, karena ia puas dengan kinerja timnya - dan cara dia mempersiapkan mereka - dalam kekalahan di Anfield.
Dia, katanya, lebih terganggu oleh dua minggu bebas pertandingan yang mengikuti kekalahan oleh Wolves, ketika dia sama sekali tidak bahagia.
Tapi dia membutuhkan respon besar dari timnya ketika mereka berusaha untuk merombak tim Frank Lampard, yang - bersama dengan Leicester - telah memasukkan dirinya di depan the Blues setelah kekalahan Anfield mereka.
Ini disebut sebagai bentrokan dua tim yang berpikiran sama, keduanya berbasis kepemilikan, keduanya lebih senang maju daripada duduk.
Comments
Post a Comment